Search Blog

Translate

SPONSOR

Monday, December 12, 2016

AL-QUR’AN DAN TAJWID : PENGANTAR 1


By: Andi Agus Mumang, SKM
Insyallah, pada kelas ini kami akan memberikan arahan terkait pembelajaran ilmu Al-Qur’an terkhusus pembelajaran tajwid. Namun, sebelum masuk kepada pembelajaran tajwid maka terlebih dahulu akan ada pengantar terkait Al-Qur’an. Kitab yang akan kita kaji kedepan adalah Kitab Tajwid Lengkap Asy-Syafi’I oleh Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. Semoga ini menjadi langkah awal bagi kita memperbaiki bacaan Al-Qur’an kita dan menjadikan kita lebih dekat dengan Al-Qur’an. Barakallahu fiikum jami’an.

DEFINISI AL-QUR’AN

Sebagai seorang muslim, “Al-Qur’an” tentunya bukan hal yang asing lagi bagi kita. Sebab, keseharian kita sebagai seorang muslim tidak akan lepas dari tuntunan nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Itulah yang menjadikan kita sepakat bahwa Al-Qur’an adalah pedoman hidup seorang muslim. Sebagian besar diantara kita sudah mengetahui bahwa Al-Qur’an itu merupakan sebuah kitab yang Allah turunkan kepada nabi-Nya Muhammad shallahu ‘alaihi wa sallam. Al-Qur’an adalah kitab yang berisi perintah dan larangan dari Allah subhanahu wa ta’ala. Semua definisi-definisi tersebut pada dasarnya sudah benar. Namun untuk lebih memahamkan kita akan definisi yang lengkap tentang Al-Qur’an, berikut ini adalah penjelasan mengenai definisi Al-Qur’an.

Definisi :

Al-Qur’an didefinisikan sebagai “Kalamullah azza wa jalla (Perkataan Allah azza wa jalla), sebagai mu’jizat yang diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melalui perantara malaikat yang mulia, Jibril alaihissalam yang termaktub dalam mushaf-mushaf (lembaran-lembaran), yang dinukil (diriwayatkan) sampai kepad kita secara mutawatir (banyak periwayat), membacanya adalah sebuah ibadah, yang dimulai dengan bacaan surah Al-Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas.

Setelah membaca definisi diatas ada beberapa poin yang perlu digaris bawahi dari definisi diatas terkait Al-Qur’an :

  • Al-Qur’an sebagai Kalamullah. Artinya, Al-Qur’an adalah perkataan Allah azza wa jalla. Sebab ia diturunkan oleh Allah secara langsung. Al-Qur’an bukanlah ciptaan (mahluk) yang Allah ciptakan seperti yang lainnya. Namun, ia sekali lagi adalah sebuah perkataan yang asalnya adalah dari Allah azza wa jalla.
  • Al-Qur’an sebagai Mu’jizat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena keagungan dan kemulian Al-Qur’an dengan kandungannya yang sempurna menjadi sebab tersendiri ia diturunkan sebagai bagi salah satu mu’jizat kepada seorang nabi dan rasul, Muhammad yang mulia.
  • Al-Quran diturunkan oleh perantara Jibril. Penghulu para malaikat adalah Jibril alaihissalam. Dia adalah malaikat yang termulia dan teragung yang Allah ciptakan. Dengan keagungan dan kemuliaan Jibril, kemudian Allah memilihnya sebagai perantara untuk menurunkan Al-Qur’an yang agung dan mulia ini kepada seorang nabi dan rasul, Muhammad yang agung dan mulia.
  • Al-Qur’an dalam mushaf-mushaf. Pada dasarnya, Al-Qur’an sebagaiman yang Allah jelaskan dalam firmannya bahwasanya Al-Qur’an itu tempatnya dihati manusia bukanlah diatas lembaran-lembaran kertas. Lantas, mengapa Al-Qur’an dikatakan dalam mushaf (lembaran)? Ini tidaklah menyalahi makna. Sebab Al-Qur’an juga merupakan diantara kitab-kitab yang Allah turunkan. Sebagai sebuah kitab yang keberadaannya dalam bentuk lembaran-lembaran maka pada dasarnya bukanlah sebuah permasalahan. Yang menjadi masalah adalah ketika Al-Qur’an hanya abadi dalam bentuk lembaran-lembaran saja namun ia tidak abadi dihati-hati kaum muslimin. Pe-mushaf-an Al-Qur’an ini merupakan salah satu diantara bentuk penjagaan terhadap kalam Allah azza wa jalla disamping menghafalkannya.
  • Al-Qur’an dinukil secara mutawatir. Artinya, Al-Qur’an ini diriwayatkan oleh banyak periwayat. Bukan hanya berasal dari satu dua orang saja. Sehingga, memberikan keabsahan yang otentik terhadap originalitas (keaslian) Al-Qur’an.
  • Al-Qur’an diawali dengan surah Al Fatihah dan diakhiri dengan surah An-Nas. Artinya, Al-Qur'an hanya terdiri dari 114 surah saja dan tidak lebih dari itu yang mana awalannya berupa surah Al-Fatihah dan akhirannya berupa surah An-Nas. Tidak boleh ada penambahan dan pengurangan terhadanya. Dan melakukannya adalah sebuah dosa besar dan bid’ah yang nyata serta tasyabbuh bil kuffar (yahudi dan nasrani) yang mereka telah mengubah kitab mereka dengan tangan-tangan mereka sendiri.

No comments:

Post a Comment

Popular Posts