Search Blog

Translate

SPONSOR

Sunday, November 27, 2016

WARNA KATA "MENANGIS" DALAM ISLAM


MENANGIS adalah bahasa manusia untuk mengungkapkan perasaan emosinya. Emosi itu bisa berupa marah, takut, kecewa, sedih, atau bahagia. Islam memandang tangisan sebagai tanda bagi manusia beriman dan berilmu yang kagum kepada keagungan Tuhannya, yang takut akan azab-Nya, yang menyesali kesalahannya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apanila al-Qur’an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, dan mereka berkata: “Mahasuci Tuhan kami ; Sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi. Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’ “ (QS Al Isra : 107-109)

Menurut ayat ini, manusia yang dikarunai ilmu (ahli kitab yang beriman) akan menangis bila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Al-Qur’an, maka hati mereka bergetar dan menangis. Mereka berkata, “Ini adalah yang disebutkan dalam Taurat.” Jika para ulama ahli kitab menangis ketika mendengar ayat-ayat al-Qur’an, maka apa yang terjadi bila yang mendengar ayat-ayat tersebut adalah kaum muslimin?
Ketika diturunkan dari Surga, Nabi Adam as menangis dan meratap kepada Allah : “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami, maka kami benar-benar akan menjadi kaum yang merugi.”
Menurut Imam Al-Qurtubhi, menangis bisa menjadi tanda bagi ketakutan atau kerinduan seorang hamba kepada Tuhannya. Hamba menangis karena takut kepada Allah ketika Dia menunjukkan keagungan-Nya. Hamba menangis karena rindu, apabila ia mendengar keindahan sifat Allah. Menangis bisa juga digunakan seseorang untuk menutupi kesalahannya. Tangisan dengan motivasi seperti ini pernah dilakukan oleh putra-putra Nabi Ya’kub.

Kemudian mereka datang kepada ayah mereka di sore hari sambil menangis” (QS Yusuf : 16)


Para putra Nabi Ya’kub ini menangis dihadapan ayah mereka untuk menunjukkan bahwa mereka sedih dengan peristiwa yang menimpa saudara mereka, Yusuf. Dengan demikian, mereka berharap kejahatan mereka kepada Yusuf tidak diketahui oleh ayah mereka.*

Sumber : Saat-saat Rasulullah saw Menangis, by Sa'ad Yusuf Abu Aziz

No comments:

Post a Comment

Popular Posts