Search Blog

Translate

SPONSOR

Thursday, November 24, 2016

BELAJAR dari SALAF


Sebagian kaum salaf dalam doanya berkata :

Tuhanku, manusia yang hidup pada zaman mana yang tidak pernah berbuat salah terhadap-Mu? Kemudian nikmat dan rezeki-Mu tetap diberikan kepadanya. Maha suci Engkau, betapa Mahakasihnya Engkau!!! Demi kemulian-Mu, sesungguhnya Engkau telah didurhakai, namun nikmat-Mu tetap melimpah, dan rezeki-Mu tetap diberikan , seakan engkau, wahai Tuhanku, tidak pernah murka.

Jika kita memperhatikan doa yang dipanjatkan oleh para salaf terdahulu, sugguh mereka penuh kesungguhan bermunajat kepada Allah. Perkataan mereka sungguh menyentuh hati. Mereka begitu tahu akan ketergantugannya kepada Allah. Mereka juga tahu bahwa Allah akan selalu menjadi sutradara dalam kehidupan mereka yang skenarionya telah lengkap diatur oleh-Nya. Sehingga tindak tanduk kehidupan salaf terdahulu begitu mulia dengan rasa takut dan pengharapan serta cinta yang begitu besar kepada Allah azza wa jalla.

Muatan doa yang dilantunkan oleh salaf tersebut berisi ketulusan akan pemuliaan tertinggi kepada kemahabijaksanaan Allah subhanahu wa ta’ala. Mereka yang begitu yakin bahwa rahmat Allah mendahului kemurkaan-Nya. Sehingga sekalipun mereka menyadari bahwa manusia adalah sumber kelemahan dan kerapuhan akan maksiat, mereka tetap meyakini bahwa Allah tetap maha pengasih akan nikmat dan rezeki-Nya. Mereka memuliakan Allah dengan senantiasa memuji Allah dengan segala pujian keagungan. Persangkaan baik yang mereka miliki kepada Allah menunjukkan pemuliaan yang begitu tinggi kepada Allah. Sungguh mereka begitu sadar akan kebaikan Allah. Sikap hamba yang begitu banyak menentang perintah dan ajakan tuhan-Nya, bahkan begitu seringnya mereka durhaka. Namun, hal tersebut tidak berarti Allah akan menunjukkan kemurkaan-Nya dengan menahan nikmat dan rezeki-Nya. Seolah menunjukkan bahwa Allah tak pernah murka.

Hikmah dari doa diatas setidaknya ada 2 hal yaitu :

  1. Manusia seharusnya selalu sadar bahwa mereka adalah golongan mahluk yang Allah ciptakan yang tidak luput dari kesalahan. Namun, bukan berarti kemudian itu menjadi alasan manusia merasa bangga untuk menentang perintah Allah lalu berhujjah dengan kelemahannya itu. Justru seharusnya dengan segenap kelemahan itu, manusia menjadi termotivasi untuk senantiasa meminta pertolongan kepada Allah atas kelemahan-Nya itu.
  2. Manusia berbuat kesalahan, namun Allah tidak mencabut nikmat mereka. Ini menunjukkan bahwa betapa Allah mendahulukan rahmat-Nya diatas kemurkaan-Nya. Sekalipun berhak bagi Allah untuk murka, namun karena kecintaan-Nya yang begitu tulus kepada para hambanya menjadikan-Nya seolah membungkam kemarahan-Nya. Inilah kesempurnaan sifat Allah yang maha tinggi atas kemulian-Nya. Maka, sungguh manusia yang menyangka bahwasanya Allah membenci dan keras terhadap hamba-Nya, cukuplah pernyaatan para salaf diatas yang menggugurkan segala persangkaan itu.



Mari berlajar dari salaf saudaraku !!!

No comments:

Post a Comment

Popular Posts